Gurun Sahara Pernah Hijau

Dari soGun
Salam, komentar, request..
  kdksintyanm ~ " Haloo kaa, req lagunya for revenge-penyangkalan atau feast nina dong kak. Salamnya buat maha yg ngilang gatau kemana. Buat kaka penyiar jaga kesehatan yaa ujan2 musim sakit ?? "        aguscs7 ~ " kirim-kirim salam untuk rekan pejuang PPPK , semangat & sukses!! untuk pak erik , tante vera sering-sering kirim makanan ke PKA "        aiutrsta ~ " next bahas : 1. cowok mokondo 2. dijadikan pelampiasan/pelarian saja untuk mengisi kekosongan, manas2in mantannya trus kembali sama mantannya "        dharmaditya09 ~ " Titip salam buat kak usro yang lagi di jogja semangat trainingnya buat bisa cepat ke korea amin "        ajung.krisna84 ~ " Yuhuuuu stay tune di radioguntur.com "        culturepekalongankab ~ " Dari Bidang Kebudayaan Dindikbud Kab. Pekalongan nih Kak... streaming radio seru dengan lagu keren2. salam hangat dan Penuh Cinta dari Pekalongan untuk semua saja yang sdg konsenin Guntur FM Bali. Terimakasih... request Lagunya WARNA yang SINARAN. "        denidinatha12 ~ " salam sama kak safa "        ayunitasw ~ " Hallo Nila... request lagu dong remember of today - pergi hilang dan lupakan... Salam yaaa untuk nila aja supaya semangat siarannya dan jangan lupa makan siang, maju selalu radio guntur "     
by prettylaudy14.
~

Gurun Sahara Pernah Hijau
Article on radioguntur.com a Radio Online Bali and one fine Radio Online Indonesia.

1. Sahara Pernah Menjadi Padang Rumput yang Subur

Gurun Sahara yang kini dikenal sebagai wilayah kering dan tandus, dulunya adalah sebuah kawasan yang subur dan dipenuhi vegetasi hijau. Sekitar 5.000 hingga 10.000 tahun yang lalu, wilayah ini memiliki iklim yang jauh lebih lembap, memungkinkan terbentuknya padang rumput luas, hutan semak, dan habitat alami bagi berbagai satwa liar. Curah hujan yang lebih tinggi dari sekarang memungkinkan kehidupan flora dan fauna yang kaya, serta mendukung keberadaan komunitas manusia.

Kondisi ini sangat kontras dengan Sahara masa kini yang didominasi oleh pasir dan suhu ekstrem. Masa subur ini berlangsung selama ribuan tahun dan merupakan bagian dari perubahan iklim alami bumi. Bukti keberadaan masa ini ditemukan dalam bentuk fosil tanaman dan hewan, serta sisa-sisa endapan danau purba yang sekarang hanya tampak sebagai dataran gersang atau gurun berbatu.

2. Periode Ini Disebut "Sahara Hijau" atau "African Humid Period"

Zaman ketika Sahara menjadi wilayah hijau dikenal sebagai African Humid Period atau Periode Lembap Afrika, yang terjadi antara sekitar 14.800 hingga 5.500 tahun yang lalu. Ini adalah masa ketika monsun Afrika bergeser ke utara, membawa curah hujan yang signifikan ke wilayah Sahara. Dampaknya sangat besar, karena wilayah yang kini menjadi gurun terbentang sebagai savana yang hidup dan subur.

Peningkatan curah hujan ini diyakini disebabkan oleh perubahan orbit dan kemiringan Bumi (dalam siklus yang disebut Milankovitch cycles), yang memengaruhi intensitas dan lokasi radiasi matahari. Akibatnya, iklim Sahara berubah drastis dan memungkinkan terbentuknya ekosistem yang mirip dengan padang rumput Afrika Timur saat ini, lengkap dengan danau, sungai, dan keanekaragaman hayati yang kaya.

3. Bukti Arkeologis dan Lukisan Gua

Para arkeolog menemukan berbagai lukisan gua dan ukiran batu kuno yang menggambarkan kehidupan pada masa Sahara Hijau. Lukisan ini ditemukan di berbagai lokasi, terutama di Tassili n'Ajjer di Aljazair. Gambar-gambar tersebut menggambarkan manusia sedang berburu, menari, menggembalakan ternak, serta hewan seperti gajah, jerapah, dan buaya — spesies yang saat ini tidak dapat hidup di gurun kering seperti Sahara.

Lukisan ini memberikan bukti visual yang kuat bahwa wilayah tersebut pernah memiliki iklim dan lingkungan yang jauh lebih ramah bagi kehidupan. Selain itu, penemuan alat-alat batu dan sisa-sisa pemukiman manusia mendukung teori bahwa kehidupan manusia di Sahara waktu itu tidak hanya nomaden, tetapi juga sudah mengenal sistem sosial yang kompleks, dengan aktivitas budaya dan ekonomi yang terorganisir.

4. Danau Besar Pernah Ada di Sahara

Salah satu bukti paling mengesankan dari Sahara Hijau adalah keberadaan Danau Mega-Chad, yang dulunya merupakan danau air tawar terbesar di dunia, lebih besar dari gabungan danau modern seperti Danau Superior dan Danau Victoria. Danau ini pernah membentang hingga 400.000 km², mencakup wilayah yang kini masuk ke dalam Chad, Nigeria, Niger, dan Kamerun.

Kini, sisa dari danau raksasa ini hanya menyisakan Danau Chad yang kecil dan semakin menyusut akibat perubahan iklim dan penggunaan air yang berlebihan. Penelitian geologis menggunakan satelit dan pencitraan radar telah mengungkap pola bekas danau ini, serta sedimen air tawar yang masih tersimpan di bawah tanah, membuktikan betapa luasnya badan air ini pada masa lalu.

5. Sungai dan Sistem Irigasi Alami

Tak hanya danau, Sahara Hijau juga memiliki jaringan sungai alami yang mengalir sepanjang tahun atau musiman, membentuk sistem irigasi alami bagi tumbuhan dan hewan. Sungai-sungai purba ini meninggalkan bekas aliran dan lembah yang kini kering, namun masih bisa diidentifikasi melalui pencitraan satelit. Beberapa dari sungai ini diyakini bahkan mengalir ke Laut Tengah.

Penemuan sistem aliran air ini menunjukkan bahwa Sahara dulunya memiliki siklus air yang aktif, mirip seperti daerah tropis lainnya. Aliran sungai ini memungkinkan penyebaran spesies air tawar seperti ikan dan buaya, serta memfasilitasi migrasi dan pemukiman manusia. Beberapa dari sungai bawah tanahnya masih berfungsi sebagai akuifer, sumber air penting bagi penduduk gurun modern saat ini.

6. Terdapat Kehidupan Manusia dan Pertanian

Selama periode Sahara Hijau, banyak komunitas manusia yang hidup dan menetap di wilayah tersebut. Mereka tidak hanya berburu dan meramu, tetapi juga mengembangkan sistem pertanian dan peternakan. Ternak seperti sapi, kambing, dan domba dipelihara, menunjukkan bahwa manusia telah memanfaatkan lingkungan subur untuk menunjang kehidupan yang menetap.

Situs arkeologi di wilayah Sahara menunjukkan adanya bekas permukiman, alat-alat pertanian, dan bahkan struktur yang menunjukkan perencanaan sosial. Budaya ini berkembang seiring dengan stabilnya iklim dan tersedianya sumber daya alam seperti air dan tanah subur. Hal ini membuktikan bahwa Sahara Hijau pernah menjadi tempat berkembangnya peradaban manusia, bukan sekadar jalur migrasi.

7. Perubahan Iklim Secara Bertahap Mengubah Sahara

Sekitar 5.000 tahun yang lalu, Sahara mulai mengalami perubahan iklim secara bertahap. Curah hujan berkurang sedikit demi sedikit, dan padang rumput mulai digantikan oleh semak-semak kering, lalu perlahan berubah menjadi gurun. Proses ini berlangsung selama ribuan tahun, hingga akhirnya menciptakan lanskap gurun yang kita kenal sekarang.

Perubahan ini disebabkan oleh pergeseran orbit Bumi dan melemahnya musim monsun Afrika. Akibatnya, Sahara kehilangan sebagian besar vegetasinya dan menjadi semakin gersang. Kehidupan manusia dan hewan pun mulai meninggalkan wilayah ini, mencari tempat yang lebih subur di bagian sub-Sahara atau lembah sungai Nil. Ini adalah contoh nyata bagaimana perubahan iklim dapat mengubah ekosistem secara drastis.

8. Masih Tersimpan Air di Bawah Sahara

Meskipun permukaannya kini kering, Gurun Sahara masih menyimpan cadangan air raksasa di bawah tanah dalam bentuk akuifer. Salah satu yang terbesar adalah Nubian Sandstone Aquifer System, yang menyimpan air tawar hasil dari curah hujan pada masa Sahara Hijau. Akuifer ini kini menjadi sumber air penting bagi beberapa negara Afrika Utara seperti Libya, Mesir, dan Sudan.

Air tersebut berasal dari endapan ribuan tahun lalu, saat wilayah ini masih menerima hujan secara teratur. Saat ini, beberapa negara mengebor akuifer ini untuk kebutuhan air minum dan irigasi, namun ada kekhawatiran bahwa air tersebut tidak dapat diperbarui karena curah hujan yang sangat sedikit. Akuifer ini adalah "harta karun tersembunyi" dari masa ketika Sahara masih hidup dan hijau.

Artikel yang mungkin kamu suka..
Dare to Get Out of Your Comfort Zone
by yuliawidyasari664

Src. from detik.com
Rekomendasi
Mungkin kamu suka
Rekomendasi Indie
Yang mungkin kamu [juga] suka

Warungkustik
shorts

Berita Musik terbaru

© 2019 radioguntur.com