.jpg)
Kenali Helicopter Parenting dan Dampak Buruknya
Salam, komentar, request..

Kenali Helicopter Parenting dan Dampak Buruknya
Article on radioguntur.com a Radio Online Bali and one fine Radio Online Indonesia.
Seperti namanya, pola asuh ini mengibaratkan orang tua sebagai “helikopter” yang selalu “terbang di atas kepala anak”. Artinya, mereka akan selalu mengawasi setiap tindakan anak dan ikut terlibat dalam semua kegiatan dan pengambilan keputusan anak. Mereka juga selalu was was dengan semua hal yang dilakukan anak sehingga bisa membatasi anak untuk bereksplorasi.
Setiap orang tua memang ingin yang terbaik untuk anaknya. Orang tua dalam helicopter parenting pun mungkin juga demikian, mereka sama sekali tidak berniat untuk menjerumuskan anaknya dalam keburukan. Hal inilah yang membuat pola asuh ini seringkali dilakukan tanpa sadar. Nah, agar Moms dan juga suami tidak terjebak dalam pola asuh ini, yuk, kenali bersama ciri-ciri model pengasuhan helicopter parenting.
1. Orang tua selalu terlibat dalam konflik yang dihadapi anak
Tidak ada manusia di dunia ini yang terlahir tanpa pernah menemui masalah. Anak-anak pun demikian. Yang membedakan adalah bagaimana cara mereka memecahkan masalah tersebut. Sayangnya, tidak semua anak punya kesempatan untuk belajar menyelesaikan masalahnya sendiri, karena dalam pola asuh helicopter parenting, orang tua akan selalu ikut campur dalam konflik yang dialami anak. Misalnya ketika anak mendapat nilai jelek, orang tua tidak segan-segan untuk protes langsung ke gurunya.
2. Orang tua tidak ragu menyelesaikan tugas si anak
Orang tua dalam helicopter parenting juga seringkali mengambil alih PR anaknya dan menyelesaikannya sendiri, terutama jika si anak kesulitan. Padahal jika otak terbiasa dihadapkan pada masalah yang mana akan memicu stress yang sehat, ini akan membantu mengasah kemampuan problem-solving.
3. Orang tua selalu ingin melayani anak di rumah
Menyiapkan kebutuhan anak memang tidak salah, Bu, selama itu dikerjakan dengan sewajarnya dan sesuai usia anak. Maksudnya anak yang masih bayi atau balita tentu akan butuh banyak bantuan orang tua. Namun, jika semua dilakukan secara berlebihan apalagi jika si anak sudah duduk di bangku SMA atau kuliah, bisa jadi itu suatu pertanda Ibu atau Ayah adalah helicopter parents.
Ini karena para helicopter parents tidak ingin anaknya kekurangan suatu apapun. Setiap hari mereka akan membereskan tempat tidur anaknya, mencucikan piring dan baju anaknya, menyiapkan perlengkapan untuk sekolah, dan lain sebagainya. Setiap orang tua memang ingin yang terbaik untuk anaknya. Orang tua dalam helicopter parenting pun mungkin juga demikian, mereka sama sekali tidak berniat untuk menjerumuskan anaknya dalam keburukan. Hal inilah yang membuat pola asuh ini seringkali dilakukan tanpa sadar.
Penerapan pola asuh helicopter parenting ini dapat berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, yang mana juga akan memengaruhi masa depan anak. Ia jadi kesulitan saat harus bersaing di dunia kerja yang lebih luas karena skill yang seharusnya diasah sejak kecil jadi tidak terbentuk sempurna. Berikut dampak pola asuh helicopter parenting bagi anak :
• Anak tumbuh jadi orang yang tidak percaya diri
Pola asuh helicopter parenting akan membuat anak menjadi takut saat harus menghadapi sesuatu, apalagi jika itu belum pernah ia lalui sebelumnya. Perasaan takut dan khawatir berlebihan ini bahkan bisa terbawa sampai anak dewasa. Ia akan tumbuh jadi orang yang tidak percaya diri, takut mencoba hal baru, dan tidak punya inisiatif.
• Anak kesulitan memecahkan masalah
Karena selalu dibayang-bayangi orang tua, anak jadi akan terus mengandalkan solusi dari orang tua ketimbang mencoba memecahkan masalahnya sendiri. Padahal problem-solving skill sangat penting dimiliki seorang anak dan akan terus berguna bagi masa depannya.
• Anak Mengalami Gangguan Kecemasan
Berdasarkan studi yang dilakukan Center for Collegiate Mental Health Pennsylvania State University, pola asuh helicopter parenting ternyata turut andil jadi penyebab anak mengalami gangguan kecemasan. Ini karena sejak kecil ia terbiasa diawasi secara berlebihan oleh orang tua mereka, sehingga anak akan merasa cemas dan takut melakukan kesalahan.
• Anak akan lebih sering berbohong
Dengan ruang gerak yang terbatas, anak jadi takut saat ingin mencoba sesuatu yang baru atau ingin mengembangkan diri. Akibatnya, anak akan mencari celah bagaimana agar bisa mencoba hal tersebut tanpa diketahui orang tuanya. Dengan memahami apa itu helicopter parentinh dan melihat dampak buruk tersebut, maka sebagai orang tua, Moms perlu menghindari belenggu helicopter parenting dengan cara memberikan anak ruang untuk menyelesaikan masalahnya sendiri, membuat keputusan sendiri, tidak mencampuri urusannya, serta selalu memikirkan efek jangka panjang dari helicopter parenting.
Sumber : ibupedia.com, suaramerdeka.com
Hal yang Harus Dihindari dalam Kehidupan Agar Hidup Lebih Bahagia

Src. from ibupedia.com
Mungkin kamu suka
Yang mungkin kamu [juga] suka
Warungkustik
shorts
Berita Musik terbaru
© 2019 radioguntur.com