
Kenali tentang Toxic Positivity dan Cara Mengatasinya
Salam, komentar, request..

Kenali tentang Toxic Positivity dan Cara Mengatasinya
Article on radioguntur.com a Radio Online Bali and one fine Radio Online Indonesia.
Perilaku toxic positivity seringkali tidak disadari oleh orang-orang yang terjebak dalam hal tersebut. Oleh sebab itu, penting untuk mengenal ciri-ciri toxic positivity agar Anda dapat menghindari perilaku buruk ini. Adapun ciri-ciri seseorang yang terjebak dalam perilaku toxic positivity adalah sebagai berikut.
- Menyembunyikan emosi yang sebenarnya sedang dirasakan.
- Menghakimi orang lain yang meluapkan emosi negatif.
- Menyemangati orang lain namun disertai dengan pernyataan yang meremehkan.
- Menghindari masalah berat yang sedang dialami.
- Merasa bersalah pada diri sendiri setiap kali meluapkan emosi negatif.
Meskipun demikian, bukan berarti sifat toxic ini tidak dapat dihindari. Berikut ini beberapa cara supaya Anda senantiasa terbebas dari sifat toxic positivity.
1. Cobalah Mengelola Emosi
Tidak selamanya menahan emosi negatif itu hal yang baik. Cobalah mengelola emosi supaya tidak tertahan di dalam hati dan menjadi penyakit. Mengeluarkan rasa marah, khawatir, antusias, sedih yang selama ini tertahan dapat membuat pikiran menjadi lebih rileks. Sebagai manusia, Anda perlu tahu kapan waktu yang tepat untuk mengungkapkan emosi positif dan negatif kita supaya ketenangan jiwa menjadi seimbang.
2. Pahami Orang Lain
Ketika sedang berbincang atau menyampaikan curahan hati, Anda juga perlu memahami orang lain atau setidaknya mendengarkan mereka. Jika dirasa tidak mampu memberikan solusi, Anda setidaknya jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat menghakimi. Sebab, satu kata yang menurut kita bukan hal besar terkadang berlaku sebaliknya terhadap orang lain.
3. Jangan Suka Membandingkan
Membanding-bandingkan hal yang baik ataupun hal negatif selalu akan menimbulkan dampak yang tidak baik. Berhentilah membanding-bandingkan diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut karena Anda tidak benar-benar tahu kondisi orang yang dibandingkan tersebut. Selain itu, kebiasaan membandingkan bukannya membuat orang termotivasi justru lebih banyak menimbulkan rasa marah, benci dan menambah stres.
4. Berdamai dengan Diri Sendiri
Sebelum mulai memahami orang lain, pahamilah diri sendiri. Sebab, jika bukan dari diri sendiri yang mau memberi waktu dan berusaha memahaminya maka orang lain pun tidak akan bisa. Anda mungkin sering mendengar istilah berdamai dengan diri sendiri, namun hal ini merupakan proses penting yang perlu disadari. Mencoba menghargai dan mencintai diri sendiri mulai dari hal yang paling sederhana yakni mendengarkan isi hati. Jika dirasa perlu meluapkan kesedihan, luapkan saja. Dengan begitu hati menjadi lebih tenang serta akan membantu Anda menerima kenyataan yang sebenarnya bahwa wajar jika Anda terkadang sedih, memaafkan diri ketika melakukan kesalahan dan jangan pernah selalu menyalahkan diri sendiri. Dengan berdamai pada diri sendiri, hati akan jauh lebih ringan, Anda akan mudah berdamai juga dengan orang lain dan terhindar dari toxic positivity.
5. Gunakan Media Sosial dengan Bijak
Tahukah Anda bahwa terlalu banyak bermain media sosial dapat menyebabkan stres? Dengan melihat media sosial, Anda dapat mengetahui apa saja yang terjadi atau yang dibagikan orang lain di kanal yang sama. Tentu banyak pengguna media sosial yang membagikan momen menarik, hal-hal baru, cerita inspiratif atau apapun untuk menunjukan bahwa kehidupan mereka baik-baik saja. Kehidupan yang mereka jalani tampak lurus tanpa hambatan dan bahagia selalu seperti kisah dongeng. Tanpa disadari terlalu banyak melihatnya membuat sebagian orang menjadi insecure terhadap kehidupannya sendiri. Kemudian pertanyaan-pertanyaan ‘mengapa hidupku biasa saja’ pun akan sering muncul. Terlebih lagi Anda juga akan sering membandingkan dirimu dengan mereka yang berada di media sosial. Hal ini akan meninggalkan penyakit yang tidak baik bagi kesehatan mental dan penggunaan media sosial secara tidak bijak yang berlebihan membuat seseorang cenderung ingin selalu terlihat sempurna dan positif di mata orang lain serta akan memicu sifat toxic tersebut muncul. Oleh karena itu, penting untuk kita mengetahui kapan saat yang tepat untuk bermain media sosial dan kapan saatnya berhenti.
Demikianlah ciri-ciri dan sejumlah cara yang bisa kamu terapkan untuk mengatasi persoalan mengenai toxic positivity. Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi Anda.
Tampil Cantik di Usia 40-an, Intip Rahasia Awet Muda Ala Song Hye Kyo Yuk!

Src. from siloamhospitals.com , gramedia.com
Mungkin kamu suka
Yang mungkin kamu [juga] suka
Warungkustik
shorts
Berita Musik terbaru
© 2019 radioguntur.com