
Tips Mendidik Anak yang Keras Kepala
Salam, komentar, request..

Tips Mendidik Anak yang Keras Kepala
Article on radioguntur.com a Radio Online Bali and one fine Radio Online Indonesia.
1. Dengarkan pendapat dan kemauan si Kecil
Komunikasi dengan anak adalah hal terpenting sebagai cara menghadapi sikap anak yang keras kepala. Jika ingin si Kecil mendengarkan Anda, Anda pun harus mau mendengarkannya terlebih dahulu.
Bila belum apa-apa Anda langsung melarangnya untuk begadang, anak akan cenderung membantah dan marah.
Sebab, anak keras kepala cenderung memiliki pendapat yang kuat dan senang berdebat demi keinginannya terpenuhi.
Jadi, cobalah dekati si Kecil dan dengarkan apa yang ia mau. Hal ini akan membuatnya merasa penting dan menjadi lebih tenang tanpa melawan.
2. Tidak memaksa
Ketika Anda cenderung memaksa anak untuk melakukan sesuatu, biasanya si Kecil akan memberontak dan melakukan apa yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Ambil contoh, Anda memaksa anak untuk berhenti main gadget dan beranjak tidur karena anak sudah terlanjur kecanduan gadget.
Sebenarnya, mendidik anak yang keras kepala dengan cara ini tidak akan membantu, malah akan memicu perlawanan dari si Kecil.
Sebaliknya, saat Anda menunjukkan perhatian dengan apa yang anak tonton, maka si Kecil akan memberikan respons tertentu dan lebih merasa nyaman. Ia pun akan merasa bahwa orangtuanya sedang memberikannya perhatian.
3. Memberikan anak pilihan
Pada dasarnya, anak-anak memiliki jalan pikirannya sendiri dan tidak suka diberi tahu tentang apa yang harus dilakukan.
Cara mendidik anak yang keras kepala ini bisa dengan menggunakan trik-trik khusus dengan memberikannya pilihan.
Misalnya, saat Anda menginginkan si Kecil tidur dan melepaskannya dari TV, coba berikan si Kecil pilihan buku cerita anak mana yang akan ia pilih untuk didongengkan sebelum tidur.
Alihkan perhatian si Kecil dengan cerita menarik si kancil atau timun mas yang bisa ia pilih. Kalau si Kecil masih menolak, tetaplah bersikap tenang sembari mengulangi hal yang sama sebanyak mungkin dan tidak menunjukkan emosi.
4. Hadapi dengan tenang
Kunci utama dalam mendidik dan menghadapi anak yang keras kepala adalah dengan cara bersikap tenang dan sabar.
Jika Anda cenderung marah-marah atau membentak, sikap Anda justru akan memperburuk keadaan dan malah membuat si Kecil semakin melawan.
Lakukan berbagai kegiatan yang dapat membantu Anda menjadi lebih tenang, seperti meditasi, olahraga, mendengarkan musik, atau lainnya.
Bila Anda suka menyetel musik di rumah, hal ini juga bisa memengaruhi suasana hati si Kecil untuk lebih tenang dan jauh dari tantrum.
5. Biarkan anak belajar dari pengalaman
Melarang anak melalui kata-kata kadang tidak cukup berhasil. Cara mendidik anak yang keras kepala bisa dilakukan dengan memberinya sedikit kebebasan.
Melansir dari laman New Kids Center, ini dapat membuat mereka memahami apa yang ingin Anda sampaikan melalui pengalaman
Cara ini akan memberikan pelajaran penting dalam mendidik anak yang keras kepala sehingga ia tidak mengulangi hal yang sama.
Sebagai contoh, Anda tidak memperbolehkan anak main air karena akan terpeleset, tapi anak mungkin sulit mendengarkannya.
Bila Anda sudah berkali-kali memberi tahu tapi anak tetap keras kepala, ia akan menyadari alasan Anda melarangnya saat ia sudah mengalami ganjarannya mungkin karena terjatuh atau terpeleset.
6. Ajak si Kecil bekerja sama
Ketimbang menyuruh-nyuruh si Kecil untuk melakukan suatu hal, alangkah lebih baik jika Anda mengajak si Kecil untuk bekerja sama.
Gunakan kata-kata, “ayo kita lakukan bersama,” atau “bagaimana kalau kita mencobanya bersama-sama?” daripada kalimat yang terkesan menyuruh.
Jadi, berusahalah untuk menjadi teman anak agar mereka merasa nyaman.
7. Ajak berdiskusi
Terkadang, Anda perlu melakukan negosiasi atau tawar-menawar dengan si Kecil.
Hal ini menunjukkan bahwa Anda tidak serta merta menolak permintaan si Kecil, tetapi memberikan pertimbangan yang akan melatihnya mengambil keputusan yang baik.
Ambil contoh, anak Anda tetap tak mau tidur meski sudah Anda minta dengan baik-baik. Nah, cara yang tepat bukanlah dengan memaksanya untuk segera tidur, tetapi dengan memberikan pertimbangan.
Tanyakan padanya kapan ia mulai ingin tidur dan apa alasannya. Setelah itu, Anda bisa mengajaknya berdiskusi dan menentukan jam tidur yang cocok untuk Anda dan si Kecil.
8. Tetapkan harapan
Meskipun Bunda bisa membiarkan anak untuk bebas menjadi dirinya sendiri dan memutuskan pilihannya, namun Bunda juga harus menetapkan beberapa aturan atau harapan. Pada dasarnya, aturan ini menjadi bagian dari kehidupan yang akan membantu anak memahami cara menjalani kehidupan di dalam suatu komunitas.
Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), peraturan tersebut berguna untuk menciptakan struktur dan membuat anak mengerti akan segala konsekuensi ketika peraturan tersebut dilanggar. Selain itu, Bunda juga bisa melibatkan anak dalam diskusi terkait aturan dan batasan, sehingga anak bisa tetap memiliki wewenang atas kehidupan mereka sendiri, namun memahami juga alasan dibalik ekspektasi atau aturan yang diberikan.
Stop Normalisasi Sederet Kesalahpaham Ini dalam Sebuah Hubungan

Src. from hellosehat.com, haibunda.com
Mungkin kamu suka
Yang mungkin kamu [juga] suka
Warungkustik
shorts
Berita Musik terbaru
© 2019 radioguntur.com