
Tips Menjaga Kedekatan Mama dan Anak Beranjak Remaja
Salam, komentar, request..

Tips Menjaga Kedekatan Mama dan Anak Beranjak Remaja
Article on radioguntur.com a Radio Online Bali and one fine Radio Online Indonesia.
1. Bersedia untuk berubah
Mama tidak bisa terus-menerus menerapkan pola asuh yang sama seperti yang dilakukan saat si Anak masih kecil. Hal tersebut tidak efektif. Jika dia mulai tidak sabar dan marah, itu adalah sinyal untuk Mama agar menyesuaikan pola asuh dan lebih mendengarkannya. Situasi tersebut sama seperti ketika Mama sedang ingin si Anak mendengarkan apa yang mama ucapkan. Gimana rasanya jika apa yang Mama sampaikan tidak didengarkan dan dituruti oleh anak? Pastinya jengkel dan menyebalkan. Nah ini juga Ma yang dirasakan oleh anak, mereka ingin Mama lebih mendengarkannya. Jika suatu saat Mama ingin didengar, pasti anak mama pun akan menurutinya.
2. Fokus pada hubungan, bukan pada disiplin
Mama mungkin tidak akan dihormati oleh anak jika ia merasa tidak ada hubungan yang dekat dengan Mama. Mendisiplinkan anak yang bertujuan peduli dan dekat dengan anak akan membuatnya mendorong Mama untuk pergi jauh dari hidupnya. Padahal di usia tersebut, anak masih sangat membutuhkan sosok Mama dalam hidupnya.
Temukan kesempatan agar tetap bisa terus berhubungan baik dengan anak, seperti peluk dia saat ingin pergi ke sekolah. Lalu sapa dia dengan senyuman saat ia pulang ke rumah dan kembali beri ia pelukan.
Sempatkan waktu Mama untuk berbaring di tempat tidurnya dan berdiskusi bagaimana ia menjalani harinya. Waktu sebelum tidur adalah saat yang paling tepat untuk mengobrol karena mereka tidak terganggu oleh hal-hal lain dan bersedia untuk membuka hatinya. Dengan hal seperti ini mungkin Mama akan menemukan alasan mengapa anak pulang telat atau hal-hal lainnya. Jadi Mama tak perlu mendisiplinkannya.
3. Anak pra remaja biasanya menginginkan kebebasan
Sudah sewajarnya usia 12 tahun adalah waktu anak perempuan mama lebih menginginkan banyak kebebasan. Jika Mama bersikeras untuk mengontrol semua pilihannya, maka Mama akan membuat anak mama melakukan pemberontkan dan hal-hal buruk lainnya.
Mama dapat memberinya kebebasan untuk mengambil keputusan. Mungkin suatu saat ada kalanya ia membuat keputusan yang salah. Begitulah cara manusia berlajar.
Namun, tentu saja di usia 12 tahun anak bisa jadi belum siap untuk membuat segala keputusan dalam hidupnya. Mama bisa tetap menjalankan figur orangtua. Bantu anak mengambil keputusan dengan memberikan beberapa pertimbangan yang baik. Ingat, membantu mengambil keputusan bukan memutuskan segala hal untuk anak.
4. Buat jadwal untuk quality time bersama anak
Sempatkan waktu untuk quality time bersama anak, setidaknya satu kali dalam seminggu. Mama bisa menghabiskan waktu untuk makan siang bersama atau berjalan-jalan bersama ketempat yang menyenangkan.
Manfaatkan waktu quality time Mama untuk menjalin hubungan dengan anak mama. Lakukan beberapa percakapan untuk mengenal lebih jauh tentang anak mama saat ini.
Tetapi Mama tidak harus selalu melakukan percakapan yang mendalam.
Hargai dan nikmati apa yang mereka utarakan, serta tak lupa untuk dengarkan, dengarkan, dengarkan. Jangan sampai malah Mama yang terlalu memberi banyak nasihat.
Semakin banyak memberi banyak nasihat maka anak mama akan merasa bahwa orangtuanya tidak percaya dengan kemampuannya untuk mencari tahu sendiri.
Lebih baik ajukan pertanyaan yang bagus dan berempati.
5. Pastikan anak tidur 9 jam setiap malam.
Penyebab utama kemurungan di kalangan anak yang memasuki usia remaja adalah kurangnya waktu tidur. Penelitian menunjukkan bahwa mereka membutuhkan waktu tidur minimal sembilan jam.
Jika anak mama tidak bangun dengan sendirinya (tanpa alarm dan panggilan bangun dari Mama), berarti meraka tidak tidur lebih awal untuk mendapatkan waktu istirehat yang cukup.
Namun, diusia remaja adalah masa-masa yang sulit untuk tidur tepat waktu.
Kebanyakan anak pra remaja mulai merasa lebih sulit untuk tertidur di malam hari. Tetapi ketika anak-anak begadang, hormon stres mereka seperti kortisol muncul, yang membuat lebih sulit untuk tidur.
6. Tumbuhkan rasa empati dan cobalah untuk melihat sesuatu dari sudut pandang anak
Saat Mama mulai mendengarkan cerita si Anak, mungkin cerit sedih yang diutarakan tidak terasa seperti masalah besar dan menyedihkan untuk Mama, tetapi coba deh Mama lihat dari sudut pandang anak-anak. Bisa jadi baginya itu terasa seperti akhir dari dunia.
Misalnya anak perempuan mama merasa kram saat menstruasi atau kakinya terluka akibat terjatuh, dan ketika itu ia mendramatisir secara berlebih rasa sakit yang dialaminya, Mama dapat menunjukkan rasa empati terhadapnya.
Dia ingin Mama menciumnya dan membuatnya lebih baik, bahkan hal tersebut pun berlaku saat jika dia tidak yakin apa yang mengganggunya dan bagaimana mengungkapkan rasa sakitnya dalam kata-kata.
7. Batasi penggunaan komputer dan handphone
Ketika memasuki usia pra remaja, anak perempuan sudah kehilangan minat untuk permainan pura-pura seperti barbie dan permainan lainnya yang mengisi masa anak-anak mereka. Banyak dari mereka mulai menghabiskan lebih banyak waktu di komputer atau handphone dan terkadang dua hal tersebut dapat membuat kecanduan.
Sebagai langkah pertama, Mama sebaiknya membatasi obrolan komputer hanya pada teman-teman yang ia kenal, dan pada jam-jam setelah pekerjaan rumah selesai.
Selain membatasi untuk mengobrol secara daring dengan teman-temannya, Mama juga harus membatasi anak dalam bermain game online. Produser game sangat cerdas dalam membuat permainan dan membuat anak yang bermain ketagihan secara fisik dan berpikir harus terus memainkannya. Di sini peran Mama sangat penting, Mama bisa mengatur waktu untuk anak-anak dalam bermain game.
Src. from popmama.com, suarasurabaya.net
Mungkin kamu suka
Yang mungkin kamu [juga] suka
Warungkustik
shorts
Berita Musik terbaru
© 2019 radioguntur.com