
Get to Know About Cooing
Salam, komentar, request..

Get to Know About Cooing
Article on radioguntur.com a Radio Online Bali and one fine Radio Online Indonesia.
Perkembangan bayi merupakan proses yang menakjubkan, terutama ketika mereka mulai menunjukkan kemampuan berkomunikasi. Salah satu tahapan penting dalam proses ini adalah cooing—fase awal berbicara yang biasanya ditandai dengan suara lembut seperti gumaman atau vokal panjang yang dilontarkan bayi, seperti “ooo”, “aaa”, atau “euu”.
Meskipun terdengar sederhana, cooing memiliki peran penting dalam perkembangan bahasa dan komunikasi bayi ke depannya.
Apa Itu Cooing?
Cooing adalah suara lembut atau gumaman yang dikeluarkan bayi sebagai bentuk awal komunikasi verbal. Biasanya, fase ini muncul pada usia 6 hingga 8 minggu, ketika bayi mulai mengeksplorasi suara yang dapat mereka hasilkan dari mulut dan tenggorokan.
Berbeda dengan babbling (menggabungkan konsonan dan vokal seperti “ba-ba” atau “da-da”) yang muncul beberapa bulan kemudian, cooing lebih berupa suara vokal murni dan spontan. Ini adalah bentuk latihan otot vokal dan lidah yang akan menjadi dasar kemampuan bicara bayi.
Mengapa Cooing Penting?
Tahap cooing bukan sekadar suara lucu bayi, melainkan bagian krusial dari tumbuh kembang yang mencerminkan:
-
Perkembangan fungsi otot bicara
Cooing melibatkan koordinasi antara otot mulut, lidah, dan pita suara. Ini menjadi fondasi penting sebelum bayi dapat mengucapkan kata pertama. -
Perkembangan sosial dan emosional
Melalui cooing, bayi belajar bahwa suara mereka dapat menarik perhatian orang di sekitarnya, terutama orang tua. Hal ini memperkuat interaksi sosial dan ikatan emosional. -
Awal komunikasi dua arah
Saat orang tua merespons cooing dengan senyuman atau suara balik, bayi mulai memahami konsep komunikasi: berbicara dan mendengarkan.
Peran Orang Tua dalam Merespons Cooing
Merespons cooing bayi dengan tepat akan sangat membantu perkembangan komunikasi mereka. Berikut beberapa cara yang disarankan:
-
Balas dengan suara atau gumaman
Tanggapi cooing bayi dengan suara serupa atau berbicara lembut. Ini akan memperkuat koneksi sosial dan memberi bayi pengalaman komunikasi dua arah. -
Lakukan kontak mata dan ekspresi wajah
Menatap mata bayi sambil tersenyum dan berbicara membuat bayi merasa diperhatikan dan membangun kepercayaan. -
Berikan waktu dan ruang untuk bayi ‘berbicara’
Hindari terlalu sering ‘menyerobot’ atau mengabaikan suara bayi. Biarkan mereka menyelesaikan gumaman mereka dan tunggu giliran untuk merespons. -
Ajak bayi berbicara dalam rutinitas harian
Meskipun bayi belum memahami sepenuhnya, mendengar bahasa yang konsisten dalam keseharian (saat mengganti popok, memberi makan, dsb.) akan memperkaya kosa kata mereka di masa depan.
Kapan Harus Waspada?
Meskipun perkembangan tiap bayi berbeda, jika bayi tidak menunjukkan tanda-tanda cooing pada usia 3 bulan, orang tua disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis tumbuh kembang. Ini bisa menjadi tanda adanya keterlambatan dalam perkembangan komunikasi atau pendengaran.
Cooing adalah tahap penting dan menyenangkan dalam perkembangan awal bicara bayi. Dengan memahami maknanya dan memberikan respons yang sesuai, orang tua tidak hanya memperkuat ikatan emosional dengan anak, tetapi juga membantu membangun pondasi komunikasi yang akan berkembang seiring waktu.
Jadi, jangan ragu untuk membalas gumaman lembut si kecil dengan senyum, suara, dan kasih sayang. Karena dari interaksi kecil itulah, kemampuan bicara dan koneksi emosional bayi akan tumbuh dengan kuat.
Src. from alodokter.com , hellosehat.com , klikdokter.com
Mungkin kamu suka
Yang mungkin kamu [juga] suka
Warungkustik
shorts
Berita Musik terbaru
© 2019 radioguntur.com