
Siklus Toxic Relationship
Salam, komentar, request..

Siklus Toxic Relationship
Article on radioguntur.com a Radio Online Bali and one fine Radio Online Indonesia.
Toxic Relationship merupakan sebuah istilah dalam hubungan yang menggambarkan kondisi tidak harmonis, entah hubungan dengan pasangan, teman, maupun keluarga dan lainnya. Toxic Relationship sebenarnya hubungan yang dilandasi ketidakcocokan dan sering kali ditandai dengan adanya kekerasan verbal maupun non-verbal, serta tindakan negatif lainnya yang membentuk siklus hubungan tidak sehat atau beracun sehingga disebut Toxic Relationship.
Nah, coba deh di crosscheck nih hubungan kamu dengan pasangan kamu sogun. Kira-kira ada indikasi Toxic Relationship gak Sogun? Supaya kamu bias lebih waspada, yuk simak beberapa gelaja atau tanda-tanda dari Toxic Relationship..
1. Munculnya Ketegangan
Biasanya hubungan menjadi tegang kalau pasangan kita dingin, cuek dan kaku, tapi tak jarang ketegangan juga bisa terjadi karena rasa stress atau tertekan akibat faktor internal maupun eksternal. Kalau sudah ada rasa ketegangan yang tidak wajar dalam hubungan, ada baiknya salah satu pihak melakukan upaya preventif dengan menurunkan ego untuk memperbaiki situasi dan berusaha mencairkan suasana yang tegang hingga menjadi kondusif kembali.
2. Insiden Kekerasan
Tahap atau gejala selanjutnya dari bias ketegangan yang tidak kunjung surut dapat mengakibatkan pasangan melampiaskannya pada tindakan kekerasan seperti menghina, mengancam, merendahkan, memanipulasi atau menyakiti secara langsung dengan memukul, melempar barang hingga akibat fatal lainnya. Saat pasangan kamu melakukan itu, ada baiknya kamu memberikannya waktu sendiri atau menghindar dari kemungkinan lebih buruk. Karena kekerasan yang dilakukan ada pada kontrol dirinya sendiri yang memilih melakukan itu.
3. Rekonsiliasi
Pasca insiden kekerasan biasanya ketegangan mulai memudar karena rasa penyesalan yang timbul dan ingin memperbaiki hubungan. Memperbaiki hubungan bisa dengan cara memberi hadiah, merayu atau memenuhi ”love language” pasangan. Dalam fase ini ada pelepasan hormon dopamin dan oksitosin yang membantu merasa lebih terikat dan mengembalikan kepercayaan pasangan.
4. Masa Tenang
Setelah berangsur membaik dari fase rekonsiliasi biasanya pasangan yang bermasalah akan memberikan penjelasan atas insiden yang terjadi. Hal itu dilakukan untuk benar-benar meyakinkan kamu bahwa insiden itu tidak akan terulang kembali. Tapi kamu harus waspada apabila dalam penjelasannya, pasangan kamu malah menyeret dan menyalahkan orang lain. Bisa jadi dia sedang melakukan ”playing victim”
5. Putus
Saat sudah berangsur tenang, biasanya mulai ada perkara-perkara kecil yang terulang karena sudah memasuki siklus Toxic realtionship. Yang tidak kuat biasanya akan putus ditengah jalan karena drama yang terulang terus menerus, tentunya bisa diakibatkan oleh ego masing-masing yang meninggi, ada trust issue, serta rasa sayang yang berkurang karena terlanjur disakiti atau saling menyakiti.
6. Balikan
Rasa penyesalan memang datang belakangan begitupun ketika kita memutuskan mengakhiri sebuah hubungan, pasti pernah ada rasa penyesalan yang hadir kembali. Karena suatu hubungan yang terjebak siklus toxic relationship biasanya memutuskan untuk kembali merajut tali kasih asmara. Bisa jadi karena umur hubungan yang telah terjalin lama, restu orang tua dan lain-lain. Saat balikan biasanya akan muncul benih-benih harapan baru untuk memperbaiki hubungan
7. Kembali dimabuk cinta
Setelah memutuskan kembali dari badai yang menerjang, biasanya hubungan akan kembali ke ”mode pabrik” seperti dimabuk cinta lagi. Hubungan akan dipenuhi banyak janji-janji manis untuk mengikat kembali tali hubungan yang pernah putus. Tapi ingat bahwa apapun yang berlebihan pasti tidak baik.
8. Bertengkar dan beradu argumen lagi
Hidup memang selalu seimbang, dimana ada rasa manis pasti ada rasa pahit. Setelah menabur berbagai janji manis nyatanya tak satupun yang tumbuh apalagi mekar. Siklus lama ternyata terjadi lagi, percikan api kecil bisa jadi kebakaran hebat. Ego masing-masing jadi semakin tinggi dari sebelumnya. Kalau sebelumnya menyesal karena membuat kesalahan atau putus, mungkin kali ini menyesal karena balikan ya.
9. Putus lagi
Saat logika akhirnya muncul kepermukaan dengan perasaan yang sudah tercabik-cabik, pasti rasanya hubungan hanya menemukan jalan buntu. Seakan sudah tidak tahan lagi dan akhirnya kembali berpisah tanpa mencari solusi atas masalah yang terjadi.
10. Terbilas dan Terulang
Seperti setelah mandi yang akan kotor lagi, pada akhirnya semua fase terus menerus terulang ketika kamu terjebak dalam Toxic Relationship. Meskipun jangka waktu pengulangannya tidak pasti dan berbeda, tapi kalau sudah terbentuk siklus yang tidak sehat bisa jadi waktu pengulangannya memendek karena intensitas tindak kekerasannya meningkat. Ada baiknya kamu menimbang-nimbang kembali solusi serta keputusan terbaik untuk hubungan kamu, agar yang dipanen lebih banyak dalam hubungan adalah kebahagiaan bukannya penderitaan.
Bisa karena terbiasa, terbiasa bisa bikin binasa!
Nah Sogun itu dia fase atau siklus Toxic Relationship yang wajib banget diwaspadai nih, ingat ya sogun sebelum memilih pasangan atau saat berada dalam suatu hubungan, kamu harus extra dalam mengenali karakter pasangan kamu. Jangan sampai kamu malah menormalisasikan siklus Toxic Relationship ya sogun. Semangat keluar dari fase ini and happy always ya, Sogun!
Sumber : www.diadona.id, www.kompasiana.com
Src. from kompasiana.com
Mungkin kamu suka
Yang mungkin kamu [juga] suka
Warungkustik
shorts
Berita Musik terbaru
© 2019 radioguntur.com