
Tips Menyikapi Toxic Beauty Standards
Salam, komentar, request..

Tips Menyikapi Toxic Beauty Standards
Article on radioguntur.com a Radio Online Bali and one fine Radio Online Indonesia.
Merawat diri dan ingin tampil menarik adalah hal yang akan selalu menjadi penting bagi kita. Namun, di era digital ini, definisi kecantikan semakin beragam dan kompleks. Jika dulu kecantikan mungkin lebih bersifat subjektif, kini kita sudah berada pada era dimana kehadiran standar kecantikan bisa memberikan dampak buruk. Standar-standar kecantikan yang begitu beragam, bahkan terkadang saling bertentangan.
1. Cantik itu kalo kulitnya putih!
Seseorang akan dianggap cantik apabila kulitnya putih, padahal di Indonesia terdapat berbagai suku bangsa yang umumnya memiliki warna kulit sawo matang atau gelap. Standar kecantikan memiliki kulit putih tentu menimbulkan dampak negatif terutama bagi perempuan. Seseorang menjadi terdorong untuk membeli produk-produk whitening tanpa mengetahui dan memahami efek samping dari penggunaan produk-produk tersebut yang dikhawatirkan mengandung bahan atau zat kimia berbahaya di dalamnya. Bahaya dari penggunaan produk whitening abal-abal tersebut dapat menyebabkan eksim atau yang lebih mengerikan ialah kanker kulit.
2. Kamu cantik, kok. Tetapi coba saja kalau tidak ada jerawat
Pada dasarnya bekas luka ataupun jerawat merupakan hal hormonal wajar yang tidak bisa diprediksi kapan akan muncul. Ada atau tidaknya jerawat, seseorang akan tetap terlihat indah semestinya. Jerawat itu bukanlah penentu nilai atau kecantikan, karena kecantikan datang dari dalam hati yang tulus dan pikiran yang positif. Beberapa orang yang memiliki jerawat kadang merasa insecure walaupun mereka sudah mencoba untuk percaya diri, hingga sampai di titik dimana mereka menggunakan produk-produk skincare tanpa mengetahui apa kandungan yang terdapat didalamnya yang dikhawatirkan dapat memperparah jerawat.
3. Kamu cantik sebenarnya, tetapi kalo langsingan dikit pasti tambah cantik deh
Dengan adanya standar kecantikan bahwa cantik itu harus kurus, banyak orang terutama perempuan melakukan diet yang tidak sehat untuk mencapai target berat badan yang mereka inginkan. Hal ini tentu menimbulkan gangguan mental seperti Eating Disorders, salah satunya adalah Anorexia Nervosa yaitu gangguan mental yang menyebabkan seseorang terobsesi dengan berat badan dan makanan yang mereka konsumi dan takut akan berat badan yang naik.
4. Rambut kamu keriting ya? Bagus, sih. Tapi sepertinya kamu lebih cocok kalau rambutnya lurus
Seringkali perempuan yang memiliki rambut bergelombang, ikal atau keriting tidak dianggap memenuhi standar kecantikan rambut lurus. Dampak dari standar kecantikan ini mendorong perempuan untuk melakukan perawatan seperti smoothing, tetapi mereka tidak memikirkan efek jangka panjang dari perawatan tersebut terhadap rambutnya yang mungkin saja mengalami kerontokan, kering atau masalah rambut lainnya.
5. Harus bisa Lawan toxic beauty standard
Standar kecantikan yang tidak realistis dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kedamaian diri kita
6. Sadari standar kecantikanmu
ketidakpuasan tubuh didefinisikan oleh sikap negatif yang terus-menerus terhadap penampilan fisik kita. Dengan kata lain, kita tidak dapat menerima tubuh kita karena kita tidak terlihat seperti standar kecantikan. Standar kecantikan yang tidak realistis dan toxic, terutama yang digambarkan di media sosial, telah menimbulkan keresahan dan berdampak serius pada kesehatan mental kita.
Src. from suarausu, fimela
Mungkin kamu suka
Yang mungkin kamu [juga] suka
Warungkustik
shorts
Berita Musik terbaru
© 2019 radioguntur.com